MK NGANJUK - Panitia Pengawas Pemilukada Nganjuk akhirnya
mengumumkan 60 nama anggota Panitia Pengawas Kecamatan. Ini setelah
Panwasda menahan pengumuman 60 anggota Panwascam akibat belum adanya
kepastian pencairan dana anggaran sekitar Rp 1,05 Miliar.
Anggota
Panwasda Kabupaten Nganjuk, Abdussyukur Djunaedi mengatakan, sejak awal
Panwasda Nganjuk komitmen tidak akan mengumumkan 60 anggota Panwascam
sebelum dana anggaran dari APBD dicairkan. Karena bagaimanapun, jika
anggota Panwascam terlanjur diumumkan tapi belum ada anggaran untuk
operasional dipastikan bisa kacau.
Dijelaskan Abdussyukur, sebetulnya
dalam proses rekrutmen anggota Panwascam sudah selesai dan nama-nama
yang lolos seleksi bisa diumumkan pekan lalu. Hanya saja, karena ada
kendala anggaran tersebut mengakibatkan pengumuman nama-nama calon
ditunda.
"Makanya, setelah dana
anggaran Panwasda dari APBD dipastikan cair barulah kami mengumumkan
nama-nama anggota Panwascam," kata Abdussyukur di kantor Panwasda
Nganjuk, Rabu (11/7/2012).
Setelah diumumkan 60 nama anggota Panwascam, dikatakan
Abdussyukur, rencananya besok Jumat (11/7/2012) mereka semua akan
dilantik. Hal ini dilakukan karena tugas-tugas untuk anggota Panwascam
sudah menanti untuk bisa segera dijalankan.
"Salah satunya terkait
pemutakhiran DP4 yang akan dilakukan PPS dan itu harus diawasi untuk
menghindari kekeliruan," tutur Abdussyukur.
Rabu, 11 Juli 2012
Senin, 18 Juli 2011
BAYI DITEMUKAN TEWAS DISUNGAI
Mk Nganjuk, Sesosok bayi perempuan yang tak berdosa dingajuk jawa timur ditemukan tewas disungai/ diduga bayi tersebut dibuang oleh orang tuannya
Sesosok bayi ditemukan perempuan ditemukan warga tewas disungai di desa kramat kelurahan nganjuk bayi yang berada dalam dikardus tersebut tengeelam disungai dan terdapat luka sayatan dileher nya
Maaruf 36 tahun warga kramat nganjuk yang sedang mencari ikan disungai tiba terkejut setelah melihat bayi didalam kardus yang saat hampir tenggelam didalam sungai maarup segera memberitahu warga yang lain dan melaporkannya ke polisi
Polisi yang datang lasung mengevakuasi bayi tersebut melihat kondisinya diperkirakan bayi tersebut baru dilahirkan beberapa jam yang lalu sebelum dibuang kesungai setelah dievakuasi bayi tersebut kamar jenasah rsud kabupaten nganjuk
Ww : duwi/ bidan
Menurut bidan dwi bayi perempuan yang dibuang kesungai tersebut diperkirakan baru berumur satu hari
Ww : Kompol Damin kapolsek kota
Hasil pemeriksaan sementarabelum bisa memastikan karena bayi tersebut akan dibawa kersud untuk dilakukan proses penyelidikan lebih lanjut
Shotlist :
1 suasana di tkp
2. Evakuasi
3. Mayat bayi
4. Kerumunan warga
5. Ww : kompol damin/ kapolsek kota
6 ww : duwi/ bidan
7. Pulisi memeriksa mayat bayi. Red
ATAB RUANG KELAS JEBOL SISWA BELAJAR DILANTAI
MK Nganjuk, Murit sekolah dasar negeri dinganjuk /jawa timur terpaksa menjalani aktipitas belajar dilantai /karena atap ruang kelas ambrol karena bangunan yang sudah rapuh dimakan usia
beginilah yang dialami para siswa sekolah dasar sdn jatilaken 2/ dikecamatan jatikalaen/kabupaten nganjuk yang merupakan sekolah dasar inti dikecamatan tersebut /saat ini mereka harus belajar dilantai ruang uks karena atap ruangan kelas jebol akibat bangunan yang telah rapuh dimakan usia
bangunan sekolah yang didirikan sejak tahun 1976 dan pernah direhab pada tahun 1997 oleh apbd /namun kini kondisinya memeprihatinkan beruntunglah pada saat atab jebol para siswa tidak ada diruangan karena kejadianya pada pagi hari
karena kondisinya menghawatirkan maka para siswa kelas 1 sejumlah 24 siswa tersebut dipindahkan ke ruang uks /sedangakan untuk kelas 3 dipindahkan di ruang perpustakaan
smentara untuk kelas dua tetap belajar di ruang kelasnya yang kondisi bangunannya sudah miring dan menghawatirkan
kondisi sekolah yang sudah parah ini sudah pernah dilaporkan kepihak terkait/namaun hinnga kini belum ada penanganan sedangkan para siswa harus belajar dilantai sudahahampi satu tahun
sungkono spd/kepala sdn jatikalen 2
menurut sungkono sudah satu semester para siswa diungsikan keruang uks dan ruang perputakaan / karena kondisi bangunan memprihatikan dikawatikan saat hujan turun atap banggunan yang sudah rapuh tersebut jebol ataupunbangunan gedung ruang kelas roboh
dari nganjuk jawa timur, Red.
shotlist :
1.murit atipitas belajar dilantai
2.detil
3.guru dan murit
4.detil
5.atap ruang kelas ambrol
6.detil
7.sungkono spd/kepala sdn jatikalen 2
beginilah yang dialami para siswa sekolah dasar sdn jatilaken 2/ dikecamatan jatikalaen/kabupaten nganjuk yang merupakan sekolah dasar inti dikecamatan tersebut /saat ini mereka harus belajar dilantai ruang uks karena atap ruangan kelas jebol akibat bangunan yang telah rapuh dimakan usia
bangunan sekolah yang didirikan sejak tahun 1976 dan pernah direhab pada tahun 1997 oleh apbd /namun kini kondisinya memeprihatinkan beruntunglah pada saat atab jebol para siswa tidak ada diruangan karena kejadianya pada pagi hari
karena kondisinya menghawatirkan maka para siswa kelas 1 sejumlah 24 siswa tersebut dipindahkan ke ruang uks /sedangakan untuk kelas 3 dipindahkan di ruang perpustakaan
smentara untuk kelas dua tetap belajar di ruang kelasnya yang kondisi bangunannya sudah miring dan menghawatirkan
kondisi sekolah yang sudah parah ini sudah pernah dilaporkan kepihak terkait/namaun hinnga kini belum ada penanganan sedangkan para siswa harus belajar dilantai sudahahampi satu tahun
sungkono spd/kepala sdn jatikalen 2
menurut sungkono sudah satu semester para siswa diungsikan keruang uks dan ruang perputakaan / karena kondisi bangunan memprihatikan dikawatikan saat hujan turun atap banggunan yang sudah rapuh tersebut jebol ataupunbangunan gedung ruang kelas roboh
dari nganjuk jawa timur, Red.
shotlist :
1.murit atipitas belajar dilantai
2.detil
3.guru dan murit
4.detil
5.atap ruang kelas ambrol
6.detil
7.sungkono spd/kepala sdn jatikalen 2
Senin, 29 November 2010
Semburan Melemah, Abu Bromo Kembali Tertiup Angin ke Arah Malang
MALANG, MK Guyuran abu semburan Gunung Bromo yang sempat menerpa wilayah Dusun Cemorolawang, Ngadisari, Probolinggo cukup tipis. Karena arah angin terus berubah, abu kembali tertiup ke arah barat daya kembali atau ke Malang dan sekitarnya.
"Abu berubah arah ke arah utara dan membuat Desa Cemorolawang diguyur hujan
abu tapi tipis, sekarang ke barat daya lagi," kata Kepala Bidang Mitigasi Mitigasi Bencana Geologi, Gede Suantika saat dihubungi Mitrakeadilan.com, Selasa pukul 08.00 Wib (30/11/2010).
Menurut Gede, berubahnya arah disebabkan arah angin yang berubah serta perubahan
tersebut hanya bersifat sementara. "Perubahannya hanya temporer, karena hujan
semalam dan arah angin," jelasnya.
Sementara kepulan asap, kata Gede saat ini sudah mulai melemah dan didominasi
oleh uap air dan abu vulkanik. "Sekarang sudah melemah dengan ketinggian abu 200-300 meter dan abu yang keluar berwarna putih keruh," tambah Gede.
Sebelumnya, abu vulkanik Gunung Bromo sempat mengguyur Desa Cemorolawang yang berjarak 3 Km. Sejumlah kendaraan milik wisatawan maupun awak media yang menginap di Hotel Lava View kotor terselimuti abu. Begitupula halamam rumah penduduk juga demikian.(Ses)
"Abu berubah arah ke arah utara dan membuat Desa Cemorolawang diguyur hujan
abu tapi tipis, sekarang ke barat daya lagi," kata Kepala Bidang Mitigasi Mitigasi Bencana Geologi, Gede Suantika saat dihubungi Mitrakeadilan.com, Selasa pukul 08.00 Wib (30/11/2010).
Menurut Gede, berubahnya arah disebabkan arah angin yang berubah serta perubahan
tersebut hanya bersifat sementara. "Perubahannya hanya temporer, karena hujan
semalam dan arah angin," jelasnya.
Sementara kepulan asap, kata Gede saat ini sudah mulai melemah dan didominasi
oleh uap air dan abu vulkanik. "Sekarang sudah melemah dengan ketinggian abu 200-300 meter dan abu yang keluar berwarna putih keruh," tambah Gede.
Sebelumnya, abu vulkanik Gunung Bromo sempat mengguyur Desa Cemorolawang yang berjarak 3 Km. Sejumlah kendaraan milik wisatawan maupun awak media yang menginap di Hotel Lava View kotor terselimuti abu. Begitupula halamam rumah penduduk juga demikian.(Ses)
SEMBURAN ABU BROMO SEMPAT MENGARAH KE- PROBOLINGGO
Probolinggo MK- Warga Desa Ngadisari Kecamatan Sukapura Probolinggo hendaknya segera mempersiapkan masker. Abu vulkanik yang disemburkan Gunung Bromo sempat tertiup angin hingga ke wilayah Dusun Cemorolawang yang berjarak 3 Km dari kawah tersebut.
"Abu dirasakan sejak tadi pagi," kata Sujono, seorang warga yang berjualan kaus Bromo saat ditemui di depan Hotel Lava View, Cemorolawang, Selasa pukul 07.25 Wib (30/11/2010).
Akibat guyuran abu tipis itu sejumlah mobil awak media maupun wisatawan yang stay di hotel tersebut terlihat kotor terlapisi debu. Mereka pun terlihat membersihkan mobil dengan mengguyur air agar abu-abu yang melapisi kaca depan bersih dan tak mengganggu pemandangan driver.
Abu ini juga sempat membuat proses belajar mengajar terhambat. Anisa siswi SDN 01 Ngadisari mengatakan kalau dirinya terpaksa terlambat berangkat karena hujan abu. Meski begitu warga setempat masih terlihat tenang. Tidak banyak yang mengenakan masker.
"Hujan abu membuat rumah kotor, sehingga saya harus membantu bapak membersihkan rumah dahulu," ujarnya.
Sementara kepulan asap sulfatara bercampur abu terus keluar dari kawah Gunung Bromo dengan ketinggian hingga 800 meter, berwarna hitam pekat.
Sebelumnya, semburan abu dari Bromo lebih dominan mengarah ke Barat Daya atau Malang dan sekitarnya. Hujan abu sempat dirasakan warga Poncokusumo Malang. Begitupula di Tosari Pasuruan juga sudah siaga. Ribuan masker sudah dibagikan ke warga untuk mengantisipasi terjadinya hujan abu.(Max)
"Abu dirasakan sejak tadi pagi," kata Sujono, seorang warga yang berjualan kaus Bromo saat ditemui di depan Hotel Lava View, Cemorolawang, Selasa pukul 07.25 Wib (30/11/2010).
Akibat guyuran abu tipis itu sejumlah mobil awak media maupun wisatawan yang stay di hotel tersebut terlihat kotor terlapisi debu. Mereka pun terlihat membersihkan mobil dengan mengguyur air agar abu-abu yang melapisi kaca depan bersih dan tak mengganggu pemandangan driver.
Abu ini juga sempat membuat proses belajar mengajar terhambat. Anisa siswi SDN 01 Ngadisari mengatakan kalau dirinya terpaksa terlambat berangkat karena hujan abu. Meski begitu warga setempat masih terlihat tenang. Tidak banyak yang mengenakan masker.
"Hujan abu membuat rumah kotor, sehingga saya harus membantu bapak membersihkan rumah dahulu," ujarnya.
Sementara kepulan asap sulfatara bercampur abu terus keluar dari kawah Gunung Bromo dengan ketinggian hingga 800 meter, berwarna hitam pekat.
Sebelumnya, semburan abu dari Bromo lebih dominan mengarah ke Barat Daya atau Malang dan sekitarnya. Hujan abu sempat dirasakan warga Poncokusumo Malang. Begitupula di Tosari Pasuruan juga sudah siaga. Ribuan masker sudah dibagikan ke warga untuk mengantisipasi terjadinya hujan abu.(Max)
Jumat, 06 Agustus 2010
BERTEMU PAK BEYE
MK,- JAKARTA Akhirnya Pak Beye tiba dengan selamat di Bintara Bekasi, tempat tinggal saya, tanpa PATWAL tapi diantar oleh Bebek Supra Fit kesayangan saya setelah kami bertemu di Trimedia Bookstore. Pak Beye hadir atas prakarsa Wisnu Nugroho atau akrab dipanggil Mas Inu, yang tulisannya di Kompasiana dibuat menjadi buku dan dieditori Jurnalis Senior Kompas Kang Pepih Nugraha. Pak Beye yang datang ke rumah adalah buku pertama Mas Inu dari tetralogi Sisi Lain Beye, seri pertama ini berjudul Pak Beye dan Istananya, dan berturut-turut akan menyusul Pak Beye dan Politiknya, Pak Beye dan Keluarganya, dan Pak Beye dan Kerabatnya. Satu buku lagi adalah tentang Jusuf Kalla berjudul lbhcplbhbq. Semuanya diambil dari tulisan mas inu di social blog Kompasiana yang jumlahnya sampai saat ini sudah mencapai 442 buah.
Mas Inu adalah jurnalis Kompas yang juga blogger di Kompasiana, selain bertugas secara profesional untuk berburu berita, dia melaporkan juga secara sukarela segala hal yang menurutnya tak penting kepada khalayak, khususnya bagi Kompasianer, Mas Inu yang bertugas sebagai Jurnalis Kompas di Istana Kepresidenan dari tahun 2004-2009 merupakan salah satu magnet Kompasiana, beberapa orang memberikan testimoni, alasan awalnya bergabung dengan Kompasiana karena tertarik dengan tulisan Mas Inu. Kata orang Laptop atau PC-nya Mas Inu tidak ada tombol Shift-nya sehingga tak akan ditemukan satu huruf kapitalpun di blognya, tapi mungkin itu bentuk perlawanannya terhadap kemapanan, dan dia tetap konsisten dengan huruf kecilnya. Jumlah tulisannya sudah ratusan, terakhir tercatat di profilnya 442, dengan ribuan komentar yang tentu semakin memperkaya tulisannya. Semboyannya adalah mengabarkan yang tak penting agar yang penting tetap penting “ Bukankah kisah penting selalu bergantung dan terjaga eksistensi kepentingannya pada kisah-kisah tidak penting disekitarnya?” begitu katanya.
Ditengah orang-orang penting yang beredar selama tugasnya di Istana, Mas Inu banyak menemukan “keajaiban-keajaiban”. Informasi ini mungkin tak akan kita ketahui secara luas jika tak disampaikan oleh Mas Inu, hal-hal tak penting seperti besarnya kasur Pak Beye, jenis-jenis kendaraan mewah yang digunakan oleh pejabat, keluarga Presiden maupun tamunya, bahkan patung-patung telanjang yang ditutupi kain di Istana Bogor disarikan ke kita oleh Mas inu lengkap dengan foto-fotonya.
Dari tulisannya kita bisa tahu bahwa presiden juga manusia biasa, kehidupan diluar rutinitasnya sebagai Presiden RI digambarkan oleh Mas Inu dengan dengan cerdas, jenaka, dan kadang-kadang penuh teka-teki.
Mas Inu juga jeli memperhatikan hal-hal kecil yang mungkin dilewatkan oleh jurnalis lain atau orang-orang yang pernah berkunjung di istana, bahkan dalam salah satu tulisannya, ketika Presiden akan memberikan konferensi pers Mas Inu malah hampir ketinggalan berita karena lebih tertarik memperhatikan mobil mewah yang terparkir di istana. Dari tulisannya kita bisa tahu, kalo presiden ternyata penggemar soto ayam, punya tukang pijat yang setia mendampingi ketika dibutuhkan, perbedaan HP pak Beye dan pak JK, atau bagaimana Pak Beye begitu favorit terhadap angka 9. Selain orang penting yang diceritakannya Mas Inu bercerita tentang orang-orang “tak penting” di istana, orang-orang yang dalam buku ini dikategorikan sebagai orang-orang yang terlupakan, salah satu contohnya adalah, Pak Mayar seorang Petani dari Cikeas Udik yang pernah menjadi salah satu daya tarik kampanye pak Beye menjadi presiden di tahun 2004. Sosok lain misalnya diungkapkannya dalam judul Yang Bekerja dalam Senyap di Istana adalah para petugas pengangkat podium garuda dan pelantang. Saya baru tahu kalau ternyata podium itu didatangkan dari Jakarta mengikuti keberangkatan Pak Beye kunjungan ke daerah bahkan sampai di ujung Papua, dan kisah para pengangkat podium ini diceritakan dengan penuh empati oleh Mas Inu.
Selalu ada banyak hal baru yang akan kita temukan ketika membaca tulisan Mas Inu, termasuk bagaimana prosesi pengambilan gambar dilakukan ketika pak Beye akan melakukan konferensi pers, dengan membaca bukunya anda akan mengerti seperti apa di balik layar sebelum kita saksikan di TV maupun baca di media massa. Mungkin tidak akan ada nilai beritanya jika sebuah konferensi pers gagal dilaksanakan karena artinya tak ada hal penting yang bisa diberitakan dan Mas Inu justru menginformasikan banyak hal dibalik itu, tentu tidak melalui tulisannya yang tidak diberitakan di Kompas.com tapi melalui tulisannya diblog dan dibukunya tentunya.
Banyak orang murah hati didunia ini, bagi anda yang menyangsikannya anda mungkin harus berkenalan dengan Mas Inu. Kemurahan hati Mas Inu tidak hanya dirasakan oleh saya, tapi oleh banyak orang yang pernah membaca tulisannya di kompasiana, anda boleh tak setuju, tapi ada baiknya mengecek tulisannya, mungkin anda akan berubah pikiran, jika tidakpun tak apa-apa juga, Mas Inu saja mungkin tak setuju dengan apa yang saya katakan. Bukan hanya karena saya pernah dikirimi baju kaos gratis dari mas inu saya mengatakan dia murah hati, tapi juga karena begitu banyak informasi yang bisa dibagikan ke kita. Selamat membaca. dan mengoleksi .Di Gramedia dan Trimedia Bookstore banyak kok.
PAK BEYE DAN ISTANANYA ( KOMPAS )
JAKARTA, MK.com — Judul di atas merupakan ungkapan kekaguman pakar komunikasi Effendi Ghazali dalam peluncuran dan diskusi buku Pak Beye dan Istananya di Toko Buku Gramedia, Grand Indonesia, Rabu (4/8/2010). Buku ini karya Wisnu Nugroho, wartawan Kompas yang bertugas di Istana Kepresidenan selama 2004-2009.
"Semuanya berawal dari keresahan yang selalu saya rasakan," tuturnya memulai diskusi. Satu demi satu keresahan wartawan yang akrab dipanggil Inu ini dituangkan dalam tulisan di Facebook. Kemudian di-posting juga di jejaring blog Kompasiana.
Inti cerita dalam buku ini adalah sisi lain kehidupan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, orang nomor satu di Indonesia. Dalam semua tulisannya, Inu menyebut SBY sebagai Pak Beye. Sebutan ini tidak umum, tetapi sebenarnya keluar dari mulut Pak Mayar.
Pak Mayar, menurut Inu, adalah ikon hidup kerakyatan bagi kampanye SBY. Bapak tua ini peladang penggarap miskin di Cikeas Udik yang ditemui SBY saat berkampanye untuk memenangkan pemilihan presiden tahun 2004.
Banyak kisah di balik layar yang diungkap Inu ke publik. Misalnya, suatu siang, pertengahan Maret 2006, seusai menerima puluhan murid dan beberapa guru Sekolah Dasar Al-Azhar I Jakarta di ruang kerjanya, Pak Beye mengajak tiga wartawan ke ruang makan kecilnya.
"Sudah makan siang belum? Mau lihat makan siang Presiden?" tanya Pak Beye. Ternyata menu makan Presiden juga cukup sederhana, nasi dan soto ayam plus telur rebus terbelah, telur dadar, dan perkedel kentang.
Kisah lainnya mungkin tak Anda duga bahwa door stop di Kantor Presiden hanyalah rekayasa. Pertanyaan dari wartawan dan jawaban Presiden juga sudah disiapkan oleh staf-stafnya. Ada pula kisah jeli Inu mengamati mobil sedan Bentley yang biasa dipakai Ibu Ani Yudhoyono untuk promo Indonesia Pintar ke seluruh Indonesia.
Atau cerita ukuran kasur Pak Beye yang harus digotong karena pindah rumah. Cukup menarik juga kisah tentang tidak percaya dirinya Pak Beye suatu kali di mimbar. Macam ragam cerita di Istana yang, menurut Inu, publik berhak tahu.
Sisi lain tentang Presiden SBY ini dirangkum menjadi tetralogi. Pak Beye dan Istananya merupakan buku pertama. Tiga buku lainnya yang juga akan diterbitkan Penerbit Buku Kompas adalah Pak Beye dan Politiknya, Pak Beye dan Keluarganya, serta Pak Beye dan Kerabatnya. Menanggapi bukunya sendiri, Inu berujar, "Buku ini mengabarkan yang tidak penting agar yang penting tetap penting." (Red)
"Semuanya berawal dari keresahan yang selalu saya rasakan," tuturnya memulai diskusi. Satu demi satu keresahan wartawan yang akrab dipanggil Inu ini dituangkan dalam tulisan di Facebook. Kemudian di-posting juga di jejaring blog Kompasiana.
Inti cerita dalam buku ini adalah sisi lain kehidupan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, orang nomor satu di Indonesia. Dalam semua tulisannya, Inu menyebut SBY sebagai Pak Beye. Sebutan ini tidak umum, tetapi sebenarnya keluar dari mulut Pak Mayar.
Pak Mayar, menurut Inu, adalah ikon hidup kerakyatan bagi kampanye SBY. Bapak tua ini peladang penggarap miskin di Cikeas Udik yang ditemui SBY saat berkampanye untuk memenangkan pemilihan presiden tahun 2004.
Banyak kisah di balik layar yang diungkap Inu ke publik. Misalnya, suatu siang, pertengahan Maret 2006, seusai menerima puluhan murid dan beberapa guru Sekolah Dasar Al-Azhar I Jakarta di ruang kerjanya, Pak Beye mengajak tiga wartawan ke ruang makan kecilnya.
"Sudah makan siang belum? Mau lihat makan siang Presiden?" tanya Pak Beye. Ternyata menu makan Presiden juga cukup sederhana, nasi dan soto ayam plus telur rebus terbelah, telur dadar, dan perkedel kentang.
Kisah lainnya mungkin tak Anda duga bahwa door stop di Kantor Presiden hanyalah rekayasa. Pertanyaan dari wartawan dan jawaban Presiden juga sudah disiapkan oleh staf-stafnya. Ada pula kisah jeli Inu mengamati mobil sedan Bentley yang biasa dipakai Ibu Ani Yudhoyono untuk promo Indonesia Pintar ke seluruh Indonesia.
Atau cerita ukuran kasur Pak Beye yang harus digotong karena pindah rumah. Cukup menarik juga kisah tentang tidak percaya dirinya Pak Beye suatu kali di mimbar. Macam ragam cerita di Istana yang, menurut Inu, publik berhak tahu.
Sisi lain tentang Presiden SBY ini dirangkum menjadi tetralogi. Pak Beye dan Istananya merupakan buku pertama. Tiga buku lainnya yang juga akan diterbitkan Penerbit Buku Kompas adalah Pak Beye dan Politiknya, Pak Beye dan Keluarganya, serta Pak Beye dan Kerabatnya. Menanggapi bukunya sendiri, Inu berujar, "Buku ini mengabarkan yang tidak penting agar yang penting tetap penting." (Red)
Langganan:
Postingan (Atom)